Biarkan Aku Mengenang
Tulisan ini aku tunjukkan sebagai apresiasi kepada teman-teman seperjuangan yang ku temui dan ku kenal semasa aku kuliah. Sebelumnya terima kasih, terima kasih karena sudah bersedia menjadi bagian dari kisah hidupku. Menjadi orang-orang penting dalam memori indah ku semasa kuliah. Kalian semua yang telah ku kenal adalah bagian terpenting yang Allah kiriman semata untuk membantu ku bertumbuh. Aku masih ndak menyangka akan jadi sarjana pertama di keluargaku. Sarjana pendidikan pertama. Rasanya seperti terbangun dari mimpi indah tapi dengan dokumentasi yang terus-terusan bisa dikenang. Aku bersyukur kepada Allah atas kesempatan paling berharga yang diberikan karena tanpa-Nya aku tidak akan mungkin bisa sampai menulis kisah di hari ini. Semua perjuangan ku semasa kuliah tidak ada apa-apanya bila dibandingkan do'a dan usaha orang tuaku, juga dukungan baik finansial dari Kementerian Pendidikan atau pun semangat dan bantuan pikiran dari teman-teman yang ku temui semasa kuliah. Aku merasa beruntung dapat mengenal dan dikenal oleh mereka. Cerita ini akan sedikit panjang, tapi aku akan memulai ini dari beberapa pucuk surat paling berharga hadiah dari teman-temanku yang masih tersimpan rapih hingga hari ini dalam sebuah gelas kaca istimewa.
Dulu, 08 April 2022, beberapa bulan setelah aku kuliah offline dan tinggal di kostan asrama wong Kito kamar nomor 09 kesayanganku, aku dan teman-teman Kemuslimahan Birohmah Unila mengadakan silaturahmi sekaligus buka puasa bersama di rumah Nadya Melinda anak fakultas teknik. Aku masih ingat benar semua kejadian di hari itu. Aku berangkat sore sekitar pukul 5 bersama mbaa Asiah, kepala Departemen Kemuslimahan sekaligus mahasiswa kedokteran, mbaa dokter yang membukakan aku pintu kamarnya sebelum punya tempat tinggal di Balam. Beliau baik sekali, pertama kali aku mengenal mbaa Asiah lewat Birohmah, beliau sering mengisi kajian kemuslimahan dengan berbagai tema yang menarik ketika masih online dulu. Lanjut ke 8 April, Aku dan mbaa Asiah berangkat dari kostan kami mengendarai motor putihnya menuju kediaman Nadya Melinda. Kami juga janjian sama beberapa teman lain. Rumah nadya ada di Balam, aku pernah upload foto berlatar senja dan masjid di instagram pribadiku yang fotonya aku ambil sebelum wudhu di halaman rumah Nadya kala itu. Kami sampai di rumahnya beberapa menit sebelum adzan, jadi sempat untuk berbincang terlebih dahulu, kemudian shalat magrib, dan berbuka bersama. Kegiatan dilanjutkan dengan game, tukar hadiah sebagai kenang-kenangan, dan kemudian tukar surat, serta foto bersama. Ada satu peraturan yakni surat itu tidak boleh dibuka atau dibaca kecuali kami telah sampai pada upacara wisuda dan resmi menyandang gelar sajana. Biar ku tulis nama teman-temanku di sini sebagai apresiasi, dan upaya mengenang masa-masa indah itu, mereka adalah teman shalihah Kemuslimahan Birohmah kesayanganku ada mbaa Asiah, sebenarnya ada mbaa Nabilah (tapi hari itu beliau berhalangan hadir), Dela, Nadya, Zahra (teman KKN ku satu tahun kemudian), dan Arin. Jazakillahu khair teman-teman, semoga kalian mengenalku sebagai teman baik yang menyenangkan, dan semoga kalian dan aku diberikan kemudahan untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat Aamiin. Aku sudah membaca surat cinta dari kalian di malam yudisium ku, aku membacanya di kostan sembari rebahan di lantai dan mengenang semua kisah semasa kuliah di sana. Maaf karena tidak ku baca di hari wisuda ku. Aku benar-benar tidak sabar menantikan hari itu sejak pertama menerima gelas kaca dari kalian. Aku menangis membaca deretan kata-kata penuh do'a juga harapan dari kalian atas aku. Surat itu benar-benar memeluk erat kerinduan di di dalam hatiku kepada kalian karena setelah selesai semua tugas Birohmah komunikasi kita jarang terjadi lagi, aku mengerti benar alasannya karena masanya sudah lewat, dan orang-orang di dalamnya sedang mengejar hal lain yang tidak kalah penting. Tapi percayalah melalui surat itu aku merasa dipedulikan, aku merasa berarti, aku merasa memiliki saudara. Terima kasih banyak, kalian dan kenangan yang pernah terjadi akan selalu memiliki ruang sendiri di hati ku, selamanya.
Apresiasi ke dua akan aku berikan kepada sahabat tersayang ku, Anisa Megawangi. Manusia super baik, manusia super tulis, manusia super positif yang pernah ku kenal. Aku sebenarnya bertemu dia pertama kali bukan di waktu kuliah, tapi saat kami lomba mewakili sekolah semasa SMA, bertemunya di musholah FKIP UNILA. Tidak kusangka pertemanan kami akan jauh berkembang karena Tuhan menakdirkan kami untuk satu kelas di kampus. Dia teman duduk yang baik semasa kuliah, kami banyak menghabiskan waktu mendiskusikan ini dan itu berdua. Hubungan kami semakin erat karena sering ikut lomba bersama, tidak hanya berdua beberapa kali bersama Mario, Syafna, dan teman-teman lainnya. Dia bukan lagi ku anggap temanku, tapi saudaraku. Anisa, terima kasih untuk semua kebaikanmu, aku sangat bersyukur dan berterima kasih bisa mengenal dan dikenal olehmu. Terima kasih karena selalu percaya pada impian ku, terima kasih karena tidak pernah meninggalkanku barang sebenar saja, terima kasih karena selalu mendukung ku, terima kasih karena selalu mengajak aku ikut serta dalam cerita hidupmu. Aku bahagia atas semua yang pernah terjadi di antara kita dan kampus Unila. Aku berbahagia atas pencapaian mu, aku berbahagia atas kabar baik PPG mu di tanah Pasundan. Sukses selalu, sehat selalu sahabatku. Jangan pernah lupakan aku dan semua kisah yang pernah terjadi.
Kadang aku bingung membalas kebaikan teman-teman ku. Mereka begitu baik, membantu banyak hal, menghadiahkan ini dan itu sebagai apresiasi atas pencapaian ku yang tak seberapa. Aku bingung bagaimana cara untuk membalas kebaikan mereka, maafkan aku ya jika sejauh ini belum banyak yang dapat ku berikan selain waktu, support, juga do'a. Aku hanya bisa berdo'a semoga Allah memberikan kemudahan atas jalan kalian menuju cita-cita, semoga Allah membalas semua kebaikan dengan banyak kebahagian dan cinta kepada kalian. Terima kasih banyak.
Sebenarnya belum selesai, masih ada banyak tokoh yang ingin sekali aku ceritakan, contohnya seperti Mahar dengan support nya dan rasa percayanya padaku, Ghany dengan segala dukungan dan percayanya kepadaku, Lala dengan kebaikan dan super super pedulinya, Ara dengan keromantisannya, Delfi dengan perhatiannya, Fitriani dengan rasa peduli, merawat luka juga rasa kecewaku, percayanya, dan perhatiannya kepada ku, Chantrika dengan kebaikannya dan candaannya yang sering membuatku tertawa, Mario, Fatur, Dios, Fatih, Akbar dengan rasa percaya tiada henti dan supportnya, dan masih begitu banyak lagi orang-orang baik yang ku kenal dan mengenal ku di masa kuliah yang tidak akan pernah aku lupakan. Terima kasih banyak.
Komentar
Posting Komentar