Langsung ke konten utama

Unggulan

Biarkan Aku Mengenang

Tulisan ini aku tunjukkan sebagai apresiasi kepada teman-teman seperjuangan yang ku temui dan ku kenal semasa aku kuliah. Sebelumnya terima kasih, terima kasih karena sudah bersedia menjadi bagian dari kisah hidupku. Menjadi orang-orang penting dalam memori indah ku semasa kuliah. Kalian semua yang telah ku kenal adalah bagian terpenting yang Allah kiriman semata untuk membantu ku bertumbuh. Aku masih ndak menyangka akan jadi sarjana pertama di keluargaku. Sarjana pendidikan pertama. Rasanya seperti terbangun dari mimpi indah tapi dengan dokumentasi yang terus-terusan bisa dikenang. Aku bersyukur kepada Allah atas kesempatan paling berharga yang diberikan karena tanpa-Nya aku tidak akan mungkin bisa sampai menulis kisah di hari ini. Semua perjuangan ku semasa kuliah tidak ada apa-apanya bila dibandingkan do'a dan usaha orang tuaku, juga dukungan baik finansial dari Kementerian Pendidikan atau pun semangat dan bantuan pikiran dari teman-teman yang ku temui semasa kuliah. Aku merasa ...

It's Okay !!


<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2554985898778786"
     crossorigin="anonymous"></script>



Banyak banget hal yang udah terjadi selama setahun ini. Rasanya, bertambah usia justru, bertambah pula beban yang harus dibopong dalam hidup. Jadi dewasa emang gak mudah ya!. Karena orang ngira kita udah mampu berpikir sendiri, berdiri sendiri di atas kedua kaki kita, dan berusaha sendiri, makanya ketika berbagai permasalahan mengunjungi kita, kita juga yang harus bertanggungjawab menjamu dan menunggui masalah itu beranjak. Rengekan dan tangis sudah tidak bisa lagi jadi senjata ketika kita merasa tidak mampu dan ingin menyerah. Gak peduli masalahnya besar atau kecil, satu-satunya jalan ya... harus dihadapi. Maybe, masih lebih baik menjadi anak kecil yang dunianya hanya diisi dengan canda tawa dan suka cita, karena jadi dewasa ternyata harus siap menjadi benteng bagi diri kita sendiri. Tapi, yang sebenarnya tidak ada yang benar-benar menyenangkan. Toh, mau seberapa membahagiakan menjadi anak kecil, mereka akan tumbuh juga, mereka akan merasakan dewasa juga, mereka akan berkutat dengan permasalahan juga, dan itu normal untuk seorang manusia. Emang gitu fasenya. Jadi tidak perlu membandingkan lebih menyenangkan mana. Tidak perlu mengalihkan tanggungjawab menjadi dewasa kepada dunia anak-anak yang memang sudah dari sananya lugu, dan murni.

It's okay untuk terluka, it's okay untuk merasakan kegagalan demi kegagalan, serta kekecewaan demi kekecewaan, it's okay untuk gak selalu baik-baik aja. Karena semua permasalahan yang kita hadapi justru menjadikan kita manusia yang manusia. Because, manusia tanpa masalah hidupnya hampa, manusia tanpa kisah hidupnya kering, dan manusia tanpa gagal gak akan jadi kuat kaya karang. Ya... anggap aja, semua ujian dan permasalahan yang mulai datang menyambut kita di fase dewasa, adalah bentuk kasih sayang Tuhan, adalah bentuk latihan kita sebelum nanti, ketika masanya tiba. Kita akan dihadapkan dengan permasalahan yang lebih besar, tentang tanggungjawab kita sebagai manusia.

Tapi... Di umur yang bisa dibilang memasuki fase dewasa ini, kata-kata bijak dan nasihat-nasihat baik tentang hari esok yang bakal lebih baik, rasanya hanya sekadar omong kosong dan bualan belaka ketika masuk ke dalam telinga ya?. Semakin dewasa, rasanya semua quotes yang dulu terkesan keren dan mewakili perasaan, yang selalu diScreen Shot ketika lewat di beranda sosial media, kini gak lebih dari onggokan kata-kata pengalih permasalahan. Gak ada yang benar-benar bisa baik-baik aja ketika kesukaran datang di dalam hidupnya. masalah ya masalah, gak peduli dia kecil atau besar. But, karena duniamu hancur dan kamu ngerasa gak berharga sebagai manusia, atau kamu merasa gak ada lagi yang bisa diperbaiki dari masalah itu, inget bahwa roda akan selalu berputar, dan masalahmu itu bakal mencapai titik sudah. Kalo pengen nangis ketika merasa gak kuat. Gak papa, nangis aja, luapin semua sedihnya, keluarin semua emosi dan kekesalannya, jangan dipendem, kasian hatimu harus kesakitan sendirian. Dia juga punya titik lelah, makanya jangan dipaksa kuat ketika udah tahu dia lagi berdarah-darah. Nanti juga baik lagi, nanti juga bahagia lagi, nanti juga biasa lagi, nanti... ketika waktunya tiba, ketika rodanya udah sampai di atas, pasti kamu bakal lebih baik, kamu bakal merasa lebih kuat untuk permasalahan-permasalahan berikutnya. Hey... jadi lemah itu it's okay, jadi gak berdaya, terluka, kecewa, kalah, dan mungkin ingin menyerah, semuanya itu... bagian dari penyelesaian masalah. Tapi, jangan berlarut-larut ya, karena air mata gak cukup buat menyudahi masalah-masalahmu itu. Udahan dulu ya nangisnya, sekarang waktunya kamu bangun dan bergerak, bukan buat menentang atau berbalik arah. Tapi untuk menyudahi masalah yang dihadapi, dan belajar darinya. Belajar untuk lebih kuat, dan lebih bisa menempatkan diri ketika hal yang kaya gitu bertamu lagi.


Sahabatmu, 

Rosantien  


<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2554985898778786"

     crossorigin="anonymous"></script>

Komentar

Postingan Populer