Langsung ke konten utama

Unggulan

Biarkan Aku Mengenang

Tulisan ini aku tunjukkan sebagai apresiasi kepada teman-teman seperjuangan yang ku temui dan ku kenal semasa aku kuliah. Sebelumnya terima kasih, terima kasih karena sudah bersedia menjadi bagian dari kisah hidupku. Menjadi orang-orang penting dalam memori indah ku semasa kuliah. Kalian semua yang telah ku kenal adalah bagian terpenting yang Allah kiriman semata untuk membantu ku bertumbuh. Aku masih ndak menyangka akan jadi sarjana pertama di keluargaku. Sarjana pendidikan pertama. Rasanya seperti terbangun dari mimpi indah tapi dengan dokumentasi yang terus-terusan bisa dikenang. Aku bersyukur kepada Allah atas kesempatan paling berharga yang diberikan karena tanpa-Nya aku tidak akan mungkin bisa sampai menulis kisah di hari ini. Semua perjuangan ku semasa kuliah tidak ada apa-apanya bila dibandingkan do'a dan usaha orang tuaku, juga dukungan baik finansial dari Kementerian Pendidikan atau pun semangat dan bantuan pikiran dari teman-teman yang ku temui semasa kuliah. Aku merasa ...

Jangan gitu, Sayang !!!



Tanpa sadar kita kerap kali memberikan julukan yang kurang pantas kepada orang lain, seperti memanggil nama teman kita dengan panggilan-panggilan sesuai bentuk badannya "ndut" "Cungkring" dan lain sebagainya yang kita anggap sebagai bentuk candaan semata namun bisa jadi hal tersebut tanpa sadar justru melukai perasaannya. Ada juga yang sering memanfaatkan kelemahan atau kekurangan seseorang untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Menindas seseorang yang terlihat lemah, menghina, melecehkan, atau bahkan bercandaan yang kelewat batas hingga akhirnya menimbulkan trauma atau yang paling buruk menghilangkan nyawa seseorang. Hal-hal yang tergolong kepada membully orang lain bila dilakukan terus menerus dan dalam waktu yang lama jelas saja membawa dampak bagi objeknya. Seseorang yang terus menerus dibully, lama kelamaan akan kehilangan kepercayaan diri dan tidak bisa bergerak dengan leluasa di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang terus menerus hidup di bawah tekanan akan merasa rendah diri dan takut untuk melangkah maju karena sedari awal yang terukir dalam dirinya adalah ketidak sempurnaan serta bayangan-bayangan buruk atas pembenaran dari bullyan yang selama ini dia dapatkan.


Jangan begitu, sayang.... Terkadang kata-kata yang keluar dari mulut kita tanpa sadar telah melukai hati orang lain. Jangan gitu, sayang..... jangan jadi bagian dari manusia yang merendahkan manusia lain. Jangan jadi bagian dari manusia yang hobinya mematahkan harapan dan meremehkan kemampuan orang lain. Kalau belum bisa berbuat baik buat orang lain paling tidak jangan jadi penjahat yang menjatuhkan mental dan kemerdekaan orang lain. Jangan gitu, sayang.... jangan bertingkah seperti seseorang yang tidak kenal Tuhan. 


Meskipun telah banyak pergerakan yang dilakukan dari berbagai pihak untuk mengkampanyekan ketidak setujuan mereka terhadap aksi penidasan yang dapat menjadikan siapa saja sebagai objeknya, namun pada kenyataan di lapangan, masih terdapat ketidak sadaran dari oknum tertentu yang dapat merugikan pihak lain. Hal tersebut terjadi karena kurangnya informasi dan pembinaan terhadap dampak buruk atas tindakan keliru yang telah mereka lakukan. Kurangnya bimbingan moral serta lemahnya pengetahuan agama terkait budi pekerti dari pihak-pihak yang bertanggung jawab turut serta menjadi peyebab ketidak sesuaian sikap seseorang dalam memperlakukan orang lain. 


Sebelum lebih jauh melangkah, namun tidak jelas arah tujuannya. Maka kita harus lebih dulu mengetahui makna sebenarnya dari kata bully. Dari asal katanya, bully merupakan kata bahasa Inggris yang bila di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki makna menggertak. Bully sendiri sebenarnya berasal dari kata "Bull", yang bila diterjemahkan bermakna banteng. Kenapa banteng?. Coba kita amati bersama, seekor banteng yang terkenal sebagai hewan pemarah, dilambangkan sebagai hewan yang kuat dan superior. Dimana berarti, seorang pelaku pembullyan bertindak semena-mena, merasa dirinya yang paling hebat dan paling superior. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "bully" tidak ditemukan. Tetapi bila merujuk pada kamus bahasa Indonesia ke Inggris maka makna dari kata bully sama artinya dengan kata perundungan di dalam bahasa Indonesia. Menurut KBBI, perundungan yang memiliki kata dasar "Rundung" memiliki makna mengganggu, mengusik terus menerus. 


Dalam kehidupan sehari-hari, kata rundung atau perundungan masih belum terlalu populer bila dibandingkan dengan pemakaian kata bully maupun pembullyan untuk merujuk kepada perbuatan mengganggu maupun mengusik kehidupan orang lain. Namun, bila kita amati lebih saksama, Sebenarnya Presiden Republik Indonesia, bapak Joko Widodo pernah mempergunakan kata perundungan di dalam Instagram pribadi beliau ketika memberikan tanggapan atas terjadinya kasus perundungan yang dialami oleh saudara sebangsa kita di Pontianak, Kalimantan Barat. 


Pada kenyataan di lapangan, tidak jarang kasus perundungan justru terjadi pada lingkungan yang seharusnya menjadi tempat ternyaman dan teraman bagi seorang individu. Dalam ranah keluarga misalnya, tidak jarang salah seorang anggota keluarga justru membandingkan bentuk fisik satu orang dengan orang lainnya. misalnya saja dengan kata-kata "kamu kenapa gendut banget? mukamu kusam banyak jerawatnya juga, pasti gak pernah dirawat. Coba liat sepupumu itu... dia bisa merawat diri, menjaga bentuk tubuh agar tetap ideal. Gimana mau laku kalau cantik aja nggak."  atau pertanyaan-pertannyaan seperti "kapan nikah? anak gadis pamali nikah lama-lama, nanti jadi perawan tua susah punya keturunan." Kalau yang sudah menikah akan dibenturkan dengan pertannyaan seputar "kapan punya anak?." Kalau yang masih jadi beban orang tau akan merasakan jenis pertanyaan yang terdengar lebih menyebalkan seperti "Kenapa sampai sekarang masih pengangguran? pasti di rumah males-malesan ya? bangunnya siang ya? Gimana mau dapat kerja kalau kamunya malesan kaya gitu". Atau yang lebih tinggi lagi levelnya seperti "Anaknya si A dapet suami kaya raya, gaji tetap, rumahnya lantai 2, ber AC, mobilnya aja berjejer di garasi, gak kaya anaknya si B, punya motor 1 bolak balik bengkel." Kalau sudah begitu, rasanya ingin menghanyutkan diri ke lautan lepas. 


Dalam ranah pertemanan-pun, kerap kali terjadi berbagai kasus perundungan yang berujung bencana. Salah satunya seperti kasus pembullyan yang terjadi di daerah Riau dimana korbannya mengalami patah tulang hidung. Banyak pula kasus pembully an yang berujung kematian. Hal yang demikian jelas berdampak panjang, tidak hanya pada anak yang mungkin mengalami depresi tetapi juga membawa dampak bagi pihak keluarga yang mungkin berasal dari keluarga sederhana dimana mereka harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup serta harus berjuang lebih keras supaya anak mereka yang menjadi korban dari kasus perundungan bisa tetap bertahan hidup.


Sebagai bagian dari masyarakat, aku juga pernah menjumpai kasus perundungan di tengah-tengah pergaulan. Yang paling sering terjadi adalah memberikan julukan kurang pantas kepada kawan sepermainan. Ada pula yang meminta sejumlah uang kepada kawannya secara paksa yang berulang rutin setiap hari, padahal aku yakin uang berwarna merah masih utuh di saku celana. Pernah juga aku menjumpai segerobolan orang yang mengaku bercanda menarik kursi ketika akan diduduki. Yang demikian jelas sangat tidak beradap, coba bayangkan apa yang akan terjadi ketika yang ditarik kursinya terjatuh dengan posisi yang salah atau terlalu keras? maka masa depan serta kebahagiaan hidupnya yang akan jadi taruhannya. Jangan gitu, sayang... Jangan jadi pecundang yang melumpuhkan masa depan orang lain. 


Ada pula kasus pelecehan terhadap perempuan. Misalnya, lagi jalan disiul-siul, lagi duduk dipanggil dengan panggilan yang tidak pantas didengar, bahkan gak jarang perempuan diremehkan dan dianggap sebagai makluk lemah dan hanya dijadikan sebagai objek pembullyan. Jangan gitu, sayang.... perempuan juga membutuhkan rasa aman dan nyaman dalam menjalani kehidupan.  


Sebenarnya, jenis-jenis perundungan sangat banyak. Tidak hanya yang langsung menyelakai fisik seseorang, tetapi juga yang bersangkutan dengan melukai perasaan ataupun kejiwaan seseorang. Perundungan ataupun pembullyan yang telah terjadi dan masih sering terjadi dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat sebenarnya merupakan sesuatu yang tidak dapat kita prediksi waktu serta objeknya. Namun sebagai individu yang merdeka, kejadian seperti ini dapat kita antisipasi dengan menjadikan diri kita sebagai individu yang percaya diri dan menutup jalan bagi pihak tidak bertanggung jawab untuk memperlakukan kita seenaknya. Fokuslah pada cita-cita dan masa depan serta berusahalah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan secara sehat demi kemajuan bangsa. Carilah sebanyak mungkin teman seperjuangan yang dapat menuntun kita kepada masa depan yang lebih baik dengan tetap menjunjung tinggi persatuan dan kebersamaan, serta jangan menjadikan diri kita sebagai pelaku perundungan yang dampaknya jelas saja merugikan banyak pihak. 

Jangan gitu, sayang... 

jangan jadi bagian dari orang-orang yang gak tahu caranya menghormati dan menghargai orang lain.



Salam hangat, 

Rosantien 



 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer